Beredar Vidio Sinama Nenek Berdarah !

Diduga Preman Pesanan KNES Diamuk Petani Sawit Korban Berjatuhan 

Tapung Hulu, Mimbarnegeri.com --|| Berselang beberapa jam setelah peristiwa pengeroyokan terhadap supir truk coll diesel bernama Ahmad. tak sampai disitu  truk dan sepeda motor milik petani dirusak puluhan orang tak dikenal (OTK) dengan menggunakan tutup muka (sebo) menghalau dan melarang petani memasuki kebun sawit masyarakat Desa Sinama Nenek Tapung Hulu Kabupaten Kampar Rabu (19/11/2025) diinformasikan terjadi lagi peristiwa susulan pada sore hari sekitar pukul 16.00 Wib. massa petani pemilik kebun sawit mengamuk sejadi jadinya korban dipihak preman yang selama ini mengintimidasi para petani tidak boleh memanen dihajar massa petani hingga berdarah darah. dalam video yang beredar bahwa korban luka luka pada bagian kepala tampak sedang dirawat di rumah sakit.

Sementara itu pada hari yang sama Kapolres Kampar sedang berupaya mencari solusi untuk penyelesaian konflik internal antara kelompok Koperasi Nenek Eno Sinama Nenek (KNES) dengan Koperasi Pusako Sinama Nenek (KOPOSAN) Tapung Hulu demikian informasi ini dibagikan warga Sinama Nenek. Bahwa bahwa amuk massa petani tersebut dipicu adanya puluhan preman yang diduga bayaran kelompok KNES merusak mobil dan sepeda motor milik petani ketika memasuki lokasi kebun sawit masyarakat dihadang puluhan preman, massa petani tak terima dengan perbuatan para preman KNES, sehingga memantik amarah masyarakat pemilik kebun sawit yang telah kehilangan kesabaran.

Kemarahan masyarakat petani sawit Sinama Nenek diduga akibat penyelesaian yang berteletele oleh Pemerintah Kabupaten Kampar yang tidak ada ujungnya. Bahwa konflik KNES dengan KOPOSAN menimbulkan perselisihan yang cukup lama sejak 5 tahun silam. kebun sawit seluas 2800 hektar ex. PTPN 5 yang diserahkan kepada masyarakat dengan pemberian sertifikat hak milik oleh mantan Peresiden Jokowi Dodo. menciptakan konflik. kedua belah pihak antara KNES dengan KOPOSAN saling mengklaim. Pemerintah pusat harus turun tangan untuk menyelesaikan konflik tersebut, pinta warga Sinama Nenek.

Keterangan yang berhasil dirangkum menginformasikan bahwa rapat mediasi di Mapolres Kampar pada Rabu (19/11/2025) dengan menghadirkan Kades Sinama Nenek A. Rahman Chan yang juga merangkap sebagai wakil ketua Koperasi KNES, Camat Tapung, Dan Ramil Tapung, Dinas UMKM Kampar dan Kabag Hukum Kab, Kampar.

Hasil pertemuan tersebut  kabarnya melahirkan kesepakatan ditanda tangani pengurus KOPOSAN dan KNES dan instansi yang hadir disinyalir belum mendapat persetujuan dari pihak petani sawit yang bergabung di kelompok KOPOSAN kabarnya bahwa pemilik kebun keberatan kebun sawit masyarakat tersebut diambil alih oleh Dinas Pertanian Kampar dan dikelola CV. ELSA.

Kehadiran pengurus KOPOSAN tanpa didampingi penasehat hukum KOPOSAN penanda tanganan mediasi tersebut diduga adanya tekanan, disusul dengan adanya pengeroyokan terhadap Ahmad dilokasi kebun sawit milik petani yang telah memiliki legalitas SHM masing masing seluas 2 hektar. Bahwa yang menjadi pertanyaann petani kenapa BPN/ATR tidak dihadirkan dalam rapat mediasi yang difasilitasi Polres Kampar. sebab SHM yang dimiliki masyarakat merupakan produk BPN/ATR.ungkap warga netizen.

Permasalah konflik internal hingga hari ini, belum ada keterangan pers baik dari pihak Pemerintah Kabupaten Kampar maupun dari pihak Polres Kampar yang memfasilitasi rapat mediasi antara KNES dengan KOPOSAN bahwa telah terjadi bentrok antara preman sewaan KNES dengan para petani sawit mengakibatkan korban berjatuhan. (s.purba) 

 

 

 

TERKAIT